Kamis, 21 August 2025 | 08:22 WITA
Nama “Kelecung” dipercaya berasal dari kata dalam bahasa Bali kuno yang berarti “tempat air mengalir”. Konon, penduduk pertama di kawasan ini menemukan sebuah sungai kecil yang selalu mengalir meski musim kemarau. Mata air tersebut menjadi sumber kehidupan utama bagi warga, sehingga lama-kelamaan masyarakat mengenal daerah ini sebagai Kelecung.
Dalam proses perkembangan desa, tempat ini sering dijadikan titik berkumpul untuk bermusyawarah dan menggelar upacara adat. Seiring sejarah yang berjalan, nama Kelecung tidak hanya merujuk pada sungai, tetapi menjadi identitas budaya yang melekat erat di hati para penduduk dan diwariskan hingga generasi kini.